Setahun ini, hampir setiap bulan aku melakukan
perjalanan ke luar kota untuk tujuan refreshing. Seperti bulan-bulan yang lalu,
kemarin (20 April 2013) aku melakukan perjalanan yang cukup panjang (karena
sempat nyasar). Seperti biasa, perjalanan menggunakan sepeda motor, ditempuh
mulai dari tempat kost di Semarang, menerjang kemacetan di daerah Ungaran. Sempat
terhenti karena hujan lebat yang mengguyur waktu itu. Setelah lebih dari satu
jam berhenti di sebuah SPBU di Ungaran perjalanan pun berlanjut.
Namun, sebelum pergi aku melihat ada tiga orang
bikers yang juga sedang berteduh disitu. Satu diantaranya adalah seorang
perempuan. Aku berpikir, andai waktu itu RA. Kartini tidak memperjuangkan kesejajaran
hak-hak perempuan dengan laki-laki, apa mungkin mbak ini bisa ikut dua temannya
yang laki-laki touring dengan mengendari motornya sendiri. Sungguh luar biasa
hal itu.
Perjalanan berlanjut, masih menyusuri jalanan yang macet dengan gerimis
lembut menemani. Perjalanan ke arah Ambarawa. Pemandangan yang luar biasa saat
membelok ke arah jalan lingkar. Hamparan sawah yang hijau, rawa pening yang
tenang berkilau, serta jajaran pegunungan yang menawan. Seolah mata dimanjakan
oleh Kuasa Tuhan.
Terhipnotis oleh keindahan sepanjang jalan,
hingga tak terasa bahwa jalan yang dilalui adalah jalan yang salah. Karena tujuannya
adalah desa Jimbaran Bandungan yang ada di Ungaran. Akhirnya memutuskan
berputar arah dan segera menuju Jimbaran, mengingat hari sudah sore, khawatir
jika kemalaman di jalan.
Begitu masuk gapura Umbul Sidomukti, udara
semakin dingin, jalan yang dilalui semakin nanjak. Beristirahat sebentar
sebelum melajutkan perjalanan ke basecamp pendakian gunung Ungaran. Sambil beristirahat,
sambil menikmati pemandangan Ungaran dan Semarang dari atas, dengan hiasan
lampu yang mulai menyala.
Setelah cukup beristirahat dan makan malam,
perjalanan dilanjutkan ke basecamp pendakian gunung Ungaran yang merupakan
tujuan utama perjalanan kali ini. Cukup ramai malam itu, mungkin karena
banyaknya anak sekolah seusai ujian nasional yang ingin melakukan pendakian. Tapi
bukan hanya anak sekolah, dari kalangan mahasiswa dan umum pun juga banyak. Salah
satunya adalah Pipit, seorang mahasiswa dari sebuah universitas di Semarang
yang sempat mengajakku berkenalan. Dia datang bersama teman-temannya sebanyak
11 orang.
Untuk kedua kalinya, aku memikirkan tentang
perjuangan RA. Kartini. Sehingga tidak hanya kaum laki-laki saja yang bisa
menggapai puncak-puncak gunung, namun perempuan juga bisa. Dengan peralatan
yang menurutku sederhana dan seadanya, mereka begitu bersemangat ingin mencapai
puncak. Dan salah satu dari mereka ada yang sempat ngomong ingin menyambut hari
kartini di puncak gunung.
Semangat Kartini benar-benar menginspirasi
banyak perempuan Indonesia. Kini perempuan dapat melakukan apa yang laki-laki
lakukan.
Selamat hari kartini, Jadilah wanita yang
berguna bagi diri sendiri, keluarga, bangsa dan Negara dan jadilah wanita yang
tetap pada kodratnya sebagai wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar