Minggu, 21 April 2013

Perjalanan di Malam Hari Kartini


Setahun ini, hampir setiap bulan aku melakukan perjalanan ke luar kota untuk tujuan refreshing. Seperti bulan-bulan yang lalu, kemarin (20 April 2013) aku melakukan perjalanan yang cukup panjang (karena sempat nyasar). Seperti biasa, perjalanan menggunakan sepeda motor, ditempuh mulai dari tempat kost di Semarang, menerjang kemacetan di daerah Ungaran. Sempat terhenti karena hujan lebat yang mengguyur waktu itu. Setelah lebih dari satu jam berhenti di sebuah SPBU di Ungaran perjalanan pun berlanjut.

Namun, sebelum pergi aku melihat ada tiga orang bikers yang juga sedang berteduh disitu. Satu diantaranya adalah seorang perempuan. Aku berpikir, andai waktu itu RA. Kartini tidak memperjuangkan kesejajaran hak-hak perempuan dengan laki-laki, apa mungkin mbak ini bisa ikut dua temannya yang laki-laki touring dengan mengendari motornya sendiri. Sungguh luar biasa hal itu.

Perjalanan berlanjut, masih  menyusuri jalanan yang macet dengan gerimis lembut menemani. Perjalanan ke arah Ambarawa. Pemandangan yang luar biasa saat membelok ke arah jalan lingkar. Hamparan sawah yang hijau, rawa pening yang tenang berkilau, serta jajaran pegunungan yang menawan. Seolah mata dimanjakan oleh Kuasa Tuhan.

Terhipnotis oleh keindahan sepanjang jalan, hingga tak terasa bahwa jalan yang dilalui adalah jalan yang salah. Karena tujuannya adalah desa Jimbaran Bandungan yang ada di Ungaran. Akhirnya memutuskan berputar arah dan segera menuju Jimbaran, mengingat hari sudah sore, khawatir jika kemalaman di jalan.
Begitu masuk gapura Umbul Sidomukti, udara semakin dingin, jalan yang dilalui semakin nanjak. Beristirahat sebentar sebelum melajutkan perjalanan ke basecamp pendakian gunung Ungaran. Sambil beristirahat, sambil menikmati pemandangan Ungaran dan Semarang dari atas, dengan hiasan lampu yang mulai menyala.

Setelah cukup beristirahat dan makan malam, perjalanan dilanjutkan ke basecamp pendakian gunung Ungaran yang merupakan tujuan utama perjalanan kali ini. Cukup ramai malam itu, mungkin karena banyaknya anak sekolah seusai ujian nasional yang ingin melakukan pendakian. Tapi bukan hanya anak sekolah, dari kalangan mahasiswa dan umum pun juga banyak. Salah satunya adalah Pipit, seorang mahasiswa dari sebuah universitas di Semarang yang sempat mengajakku berkenalan. Dia datang bersama teman-temannya sebanyak 11 orang.

Untuk kedua kalinya, aku memikirkan tentang perjuangan RA. Kartini. Sehingga tidak hanya kaum laki-laki saja yang bisa menggapai puncak-puncak gunung, namun perempuan juga bisa. Dengan peralatan yang menurutku sederhana dan seadanya, mereka begitu bersemangat ingin mencapai puncak. Dan salah satu dari mereka ada yang sempat ngomong ingin menyambut hari kartini di puncak gunung.

Semangat Kartini benar-benar menginspirasi banyak perempuan Indonesia. Kini perempuan dapat melakukan apa yang laki-laki lakukan.

Selamat hari kartini, Jadilah wanita yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, bangsa dan Negara dan jadilah wanita yang tetap pada kodratnya sebagai wanita.

Tidak ada komentar: