Jumat, 11
April 2014. Hari itu kami memulai perjalanan kami. Pukul 15.00 kami sudah
bersiap di inggir jalan menunggu angkutan ke arah Ungaran. Kami berempat adalah
mahasiswa Universitas Negeri Semarang, jadi kami berangkat dari Sekaran. Sampai di pasar Ungaran, kami langsung naik
angkutan lagi menuju pasar Babadan. Sampai di pasar Babadan, kami naik angkutan
lagi menuju Jimbaran. Sesampainya di Jimbaran, kami mencari tukang ojek yang
akan mengantar kami ke Pos Pendakian Gunung Ungaran “Basecamp Mawar”.
Dari
perjalanan yang sudah saya ceritakan di atas, tentunya saya dan tiga orang
teman saya lainnya sudah jelas akan melakukan pendakian ke Gunung Ungaran.
Ini
adalah kedua kalinya saya melangkahkan kaki saya di jalur pendakian gunung
dengan ketinggian 2050 mdpl ini. Sebelumnya saya pernah melakukan pendakian ke
gunung ini kurang lebih empat tahun yang lalu. Pukul 16.30, kami telah sampai
di basecamp Mawar. Saat itu masih sepi, hanya rombongan saya yang ada saat itu.
Beberapa
lama kemudian, satu per satu rombongan lain datang dengan tujuannya
masing-masing. Selain yang ingin melakukan pendakian, ada yang melaksanakan
Diklat Mapala, ada juga yang datang untuk kepentingan syuting, mungkin untuk
tugas sekolah atau kampus. Ada juga yang sekedar mampir untuk bermalam di sana.
Karena masih sore, kami
memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. Pendakian akan kami lakukan pada
pukul 22.00, untuk itu kami manfaatkan waktu untuk sholat dan makan.
Pukul
21.30 kami sudah siap, akhirnya kami mulai pendakian kami saat itu juga.
Setelah melakukan pendaftaran, kami segera menyusuri jalur pendakian. Karena
seorang dari kami belum pernah melakukan pendakian gunung sebelumnya, maka kami
putuskan untuk berjalan santai. Perjalanan dimulai dengan menyusuri hutan.
Jalur ini cukup landai sehingga kami tidak terlalu banyak menguras tenaga.
Pemandangan malam berupa lampu-lampu kota dapat kami nikmati. Demi mengurangi
rasa lelah, kami banyak bercerita selama perjalanan.
Setelah
sekita satu jam kami berjalan, kami sampai ke aliran sungai yang sangai jernih.
Sembari beristirahat, kami juga mengambil air untuk bekal perjalanan kami.
Setelah cukup beristirahat, kami lanjutkan perjalanan. Pukul 23.20 kami sampai
di tempat yang saya sebut titik terakhir perjalanan santai. Karena setelah ini
jalur akan terus menanjak tanpa bonus. Tempat ini adalah perkebunan kopi. Dari
tempat ini, pemandangan lampu kota terlihat sangat indah. Apalagi malam itu
bulan bersinar terang menemani perjalanan kami.
Setelah
cukup beristirahat, perjalanan segera kami lanjutkan. Menyusuri perkebunan kopi
yang kemudian semakin ke atas, sudah berganti menjadi perkebunan teh. Setelah
habis perkebunan teh, pendakian yang sebenarnya akan dimulai. Saya kembali
memperingatkan bahwa setelah ini jalur akan terus menanjak hingga puncak.
Pelan-pelan kami memulai kembali melangkahkan kaki menyusuri jalur.
Tiga
jam kemudian sejak kami di perkebunan kopi, kami telah sampai di puncak Gunung
Ungaran. Setelah sebelumnya kami melewati beberapa bukit dengan jalur yang
terjal. Di sini, ternyata sudah banyak pendaki yang tiba. Terlihat ada beberapa
tenda yang sudah berdiri. Kami segera mencari tempat yang pas untuk mendirikan
tenda.
Sabtu,
12 April 2014. Tenda kami sudah berdiri. Karena merasa kedinginan, teman kami
segera masuk ke tenda untuk menghangatkan diri. Saya dan teman saya lainnya
menyalakan kompor dan memasak air untuk membuat minuman hangat dan memasak mie
instan.
Selesai
masak, hujan turun. Beruntung, hujan turun hanya sebentar dan tidak terlalu
deras. Karena tenda yang kami gunakan tidak dapat menahan air hujan jika hujan
deras. Kami masih sempat tidur sebelum sunrise. Meskipun kurang nyaman, karena
tenda yang seharusnya berkapasitas dua orang, kami paksakan pakai untuk empat
orang. (jangan dicontoh!)
Sekitar
pukul 05.00 matahari mulai terbit. Inilah yang menjadi primadona para pendaki
selain pemandangan alam yang keren, sunset yang indah juga sunrise yang sedang
kami nikmati. Dari sini pemandangan sangat menakjubkan. Gunung Lawu, Merbabu,
Merapi, Telomoyo, Andong, Sindoro, dan Sumbing dapat dilihat. Bahkan jika kita
melihat ke arah utara Laut Jawa juga dapat terlihat. Setelah asyik mengabadikan
momen ini dengan kamera dan matahari mulai naik, kami bersiap untuk pulang.
Sebelumnya kami sempatkan diri untuk membuat sarapan sebelum turun. Selesai
sarapan, kami packing kembali barang-barang kami, lalu turun.
Perjalanan
turun cukup sulit, karena kami harus menuruni bebatuan terjal. Namun hal ini
tidak mengurangi keinginan kami untuk tetap berfoto.
Singkat cerita, setelah
tiga jam perjalanan dari puncak, kami telah sampai di bawah. Kami tidak
langsung ke basecamp, namun kami beristirahat di sebuah warung untuk minum dan
makan. Cukup beristirahat, kami segera pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar