Minggu, 06 April 2014

GOLPUT, bukan sebuah pilihan



Sebentar lagi pesta demokrasi bagi masyarakat Indonesia akan dilaksanakan. Sebanyak 15 partai politik termasuk diantaranya 3 partai lokal dari Aceh menjadi peserta pemilu tahun 2014. Banyak sekali mereka memasang baliho, spanduk, juga stiker bahkan ada pula yang menuliskan nama calegnya pada korek api untuk mengkampanyekan calon-calon wakil rakyat. Tak heran masyarakat dipusingkan untuk menentukan pilihan mereka pada tanggal 9 April 2014 nanti. Namun tak sedikit yang memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau Golput pada saat Pileg nanti. Hal ini sangat disayangkan, mengingat pemerintah dan semua partai politik telah menyampaikan bahwa jangan ada yang Golput. Satu suara sangat menentukan.
                Banyak yang mengatakan, golput itu juga pilihan. Bagi saya golput itu tidak bijaksana. Yang menyedihkan lagi, banyak pemuda dan mahasiswa yang katanya adalah agen perubahan (agent of change) yang justru mendeklarasikan diri untuk memilih golput pada saat pemilu. Tapi, saya bukan mahasiswa yang seperti itu. Bagi saya golput tidak akan menyelesaikan masalah.
                Masih ingatkah dulu ketika kita belum 17 tahun yang artinya belum mempunyai hak pilih. Saat itu ketika datang waktu pemilu, rasanya ingin sekali ikut merasakan bagaimana rasanya “nyoblos”. Tapi sekarang, setelah kita dapatkan hak itu, mengapa tidak digunakan? Tidak percaya dengan calon wakil rakyat yang katanya sama saja, tidak akan membawa perubahan. Alasan klasik. Kalau kita mau merenung dan memikirkan tentang hal ini, tentu kita akan mengatakan untuk tidak golput.
                Begini, ini pendapat saya. Bagi kalian yang ingin golput lantaran tidak percaya dengan para caleg, yang kata kalian tidak amanah, apa kalian sudah membuktikannya? Oke, mungkin memang banyak yang tidak amanah, tapi kan tak sedikit pula yang benar-benar mementingkan kepentingan rakyat. Yang kalian lihat hanya hal buruknya saja, maka hal yang baik tertutupi olehnya. Apa kalian bisa lebih hebat dari mereka? Kalau kalian merasa peduli dan bisa mewakili aspirasi rakyat, mengapa tidak kalian saja yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif? Lalu kampanyekan diri kalian agar rakyat mau memilih kalian. Simple.
                Kalau kalian golput dan tidak mengajak orang lain untuk golput, itu masih mending. Tapi jika kalian golput, dan masih mempengaruhi orang lain untuk ikut-ikutan golput, itu keterlaluan. Bayangkan jika itu terjadi, dan semua orang memilih golput, siapa yang akan memimpin negeri ini? Kalian? Emang bisa? Cobalah untuk percaya pada orang lain, kalau kalian juga ingin dipercayai. Kalian kan tidak tahu, mungkin ada diantara mereka yang benar-benar ingin mengubah negeri ini menjadi lebih baik lagi. Sekarang teknologi sudah semakin canggih, kita bisa tahu profil para caleg tersebut meskipun tidak mengenalnya.
                Sisi lain dampak buruk dari golput menurut analisa saya adalah pemborosan. Pemerintah telah menghabiskan banyak uang kita untuk mengadakan logistik pemilu sesuai jumlah DPT, lalu kalian yang golput menyia-nyiakannya begitu saja. Apa tidak pemborosan kalau macam itu? Mikir dikit deh, pengadaan logistik pemilu itu pakai uang kita (rakyat) juga, kalau kalian golput atau tidak nyoblos, itu artinya uang kita terbuang sia-sia untuk mencetak surat suara yang tidak dipakai. Bagaimana menurut kalian?
                Pendapat saya yang lain mengenai golput, adalah kalian yang golput nantinya tidk boleh mendemo pemerintah yang baru. Mengapa? Sudah jelas kalian tidak memilih, jadi menurut saya kalian tidak punya hak memprotes kebijakannya. Biasanya, yang golput ini justru yang banyak cakap, banyak protes. Contoh sederhana seperti ini, suatu saat kalian dihadapkan pada pilihan untuk memilih beberapa toko elektronik yang menawarkan barang-barangnya yang mempunyai keunggulan masing-masing. Tapi kalian tidak mau memilih satu pun. Disisi lain ada yang memiih salah satu dari toko itu karena merasa banyak yang dijanjikan. Beberapa waktu kemudian janji dari toko tersebut ada yang dilanggar, kemudian si pemilih tadi protes. Tentunya kalian yang tidak memilih tidak boleh protes, karena kalian awalnya tidak percaya dan merasa tahu bahwa dia akan berbohong. Dengan kata lain, kalian tidak dijanjikan sesuatu, karena kalian tidak memilih. Mengerti? Ah, memang susah menjelaskannya. Intinya ketika kalian memilih calon legislatif, secara otomatis kalian telah menerima janji mereka dan kalian bisa protes kita ada ketidaksesuaian. Tapi yang tidak memilih, harusnya tidak boleh protes.
                Pesan saya, gunakanlah hak pilih kalian, jika kalian memang peduli dengan negeri ini. Golput tidak akan menyelesaikan masalah. Optimis dan percayakan pada mereka yang duduk di kursi wakil rakyat. Saya yakin, setiap kebijakan yang buat adalah sebuah proses yang panjang dan penuh pemikiran. Dan saya juga yakin mereka lebih mengerti dibanding kita yang bisa protes sana-sini. SAY NO TO GOLPUT. Sekali lagi, ini pendapat saya. Bagi kalian yang tidak setuju, kritik dan saran saya terima.

Tidak ada komentar: