Rabu, 23 April 2014

Walk This Way : Gunung Ungaran



                Jumat, 11 April 2014. Hari itu kami memulai perjalanan kami. Pukul 15.00 kami sudah bersiap di inggir jalan menunggu angkutan ke arah Ungaran. Kami berempat adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang, jadi kami berangkat dari Sekaran.  Sampai di pasar Ungaran, kami langsung naik angkutan lagi menuju pasar Babadan. Sampai di pasar Babadan, kami naik angkutan lagi menuju Jimbaran. Sesampainya di Jimbaran, kami mencari tukang ojek yang akan mengantar kami ke Pos Pendakian Gunung Ungaran “Basecamp Mawar”.
            Dari perjalanan yang sudah saya ceritakan di atas, tentunya saya dan tiga orang teman saya lainnya sudah jelas akan melakukan pendakian ke Gunung Ungaran.

Kamis, 10 April 2014

Sedikit tentang SURVIVAL




Survival memiliki arti berhasil atau mampu mempertahankan diri dari suatu keadaan darurat atau buruk dengan memanfaatkan segala potensi yang ada. Sedangkan survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan tersebut.
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan keberhasilan survival,

Minggu, 06 April 2014

GOLPUT, bukan sebuah pilihan



Sebentar lagi pesta demokrasi bagi masyarakat Indonesia akan dilaksanakan. Sebanyak 15 partai politik termasuk diantaranya 3 partai lokal dari Aceh menjadi peserta pemilu tahun 2014. Banyak sekali mereka memasang baliho, spanduk, juga stiker bahkan ada pula yang menuliskan nama calegnya pada korek api untuk mengkampanyekan calon-calon wakil rakyat. Tak heran masyarakat dipusingkan untuk menentukan pilihan mereka pada tanggal 9 April 2014 nanti. Namun tak sedikit yang memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau Golput pada saat Pileg nanti. Hal ini sangat disayangkan, mengingat pemerintah dan semua partai politik telah menyampaikan bahwa jangan ada yang Golput. Satu suara sangat menentukan.

Rabu, 02 April 2014

Jangan terlihat bodoh di hadapan orang yang sama pintar dengan kita



Seperti yang banyak diatakan oleh para guru kepada muridnya, bahwa tidak ada orang bodoh yang ada hanya orang malas, sehingga ia jadi tidak pintar. Kalau boleh menambahkan, bukan saja malas, tapi juga karena kurangnya pengalaman. Dan mungkin juga kurangnya pengalaman itu karena seseorang malas menambah pengalamannya. Sebenarnya pintar itu relatif, tidak patokan yang jelas mengenai tingkat kepandaian seseorang. Karena hampir semua orang pintar di dunia ini hanya pintar di bidangnya masing-masing. Sebagai contoh, seorang guru di sebuah sekolah. Bukankah seorang guru itu kita pandang sebagai salah seorang yang pintar atau pandai? Tapi ketika kita tanyakan sesuatu yang bukan pada bidangnya, apakah guru tersebut bisa menjawabnya? Mungkin bisa, tapi kebanyakan tidak.